1. Allah Sang mu-lia, Kau tampakkan diri pada Abraham.
D’ngan janji berkat, Kau panggil dia dari
Ke-di-am-an-nya, ke ke-diam-an-Mu.
O, mu-li-a-Mu Tuhan, daya tarik baginya,
Yang memisahkannya dari du-nia gelap pada diri-Mu.
O, mu-lia-Mu Tuhan, dorongan yang terbesar
Pun ke-kuat-an baginya, membuat dia ikut visi-Mu.
Oleh mu-lia-Mu, Kau memanggil kami t’rus menerus.
Mu-lia-Mu s’karang tak nampak mata,
D’ngan iman pegang janji-Mu.
Meski Kau memimpin ke jalan yang kami pun tak tahu,
Bahkan rugi derita tapi kami percaya-Mu.
2. Bila melihat wajah mu-lia-Mu di takhta surgawi,
Kami tak dapat tak tinggalkan s’gala.
Kau sasaranku, Kaulah tu-juan-ku.
Memang mamon gemerlap, memang du-nia memikat.
Namun mu-lia-Mu jauh lebih-i s’mua itu, s’mua tak terhitung.
Kami anggap s’mua rugi, dibandingkan diri-Mu.
Kaulah yang paling unggul, paling berharga, lampau s’mua itu,
Oleh mu-lia-Mu Kau memanggil kami t’rus menerus.
Mu-lia-Mu s’karang tak nampak mata,
D’ngan iman pegang janji-Mu.
Meski Kau memimpin ke jalan yang kami pun tak tahu,
bahkan rugi derita, tapi kami percaya-Mu.
3. Orang menganggap s’mua persembahan kami “pemborosan”.
Mereka hitung rugi atau untung,
Tapi Kau layak atas s’mua itu.
S’lama berabad-abad ri-buan jiwa dan harta, posisi,
Masa depan t’lah diboroskan curah pada-Mu.
S’lama berabad-abad ri-buan jiwa dan harta, posisi,
Masa depan t’lah diboroskan curah pada-Mu.
Kami mau menebus curahkan yang ter-ba-ik pada-Mu.
Itu bukan sua-tu pemborosan, tapi kesaksian yang harum.
Kami mau menebus curahkan yang ter-ba-ik pada-Mu.
Mungkin ini waktu akhir yang Kau b’ri, s’mua bagi-Mu.