1. Tuhan benih hayat tertabur dalam hatiku.
Dia bertunas, tumbuh besar jadi p'ra-wak-an-Nya.
Dia perlu air hidup, tak perlu cara, aturan,
hayat yang amuhit membu-at-nya tumbuh besar.
Benih hayat a-ja-ib, yakni Yesus Tuhan,
Dia tertabur dalamku, tumbuh besar dan matang.
2. Kita butir gandum bukan sema-u sendiri,
se-mua butir gandum 'kan digiling sampai halus.
Gandum jadi tepung halus, bahkan satu roti,
se-mua orang saleh ba-ur jadi satu Tubuh.
Kita perlu digiling hingga hilang ego,
butir gandum digiling, satu Tubuh terbentuk.
3. Benih t'lah tertanam, gandum tumbuh besar matang,
kita ladang Allah, tumbuh dalam ke-esa-an.
Se-mua pertumbuhan untuk membangun gereja,
Allah insan bersemayam tak lagi kelana.
Hayat untuk bangunan, Allah insan lega,
di sini Dia dan umat rukun tinggal bersama.
4. Bangunan-Nya tergantung emas, perak, permata,
untuk pengubahan, tepung halus perlu d'rita.
Gandum tak dapat berhenti pada pu-as diri,
harus berubah jadi emas, perak, permata.
Tepung perlu di-o-lah, jadilah permata,
untuk bangun bersama, tercapailah murad-Nya.
5. Hayat b'rubah, matang menghasilkan muti-ara,
sederhana, mustika, almuhit, pula mahal.
Tuhan mu-lia bangkit dari mati, lewat d'rita,
akhirnya dapat g'reja - kepu-asan hati-Nya.
Muti-ara, gemar-Nya, mempelai, 'kenan-Nya,
pasangan terkasih-Nya, tulus, murni, mustika.
6. Moga Tuhan jaga aku miskin di dalam roh,
agar jadi tanah ba-ik, benih tumbuh, limpah.
Capai sasaran, pembangunan, pu-as hati-Nya,
dapat mustika tak ternilai, yakni mempelai.
Tuhan kosongkan rohku, tulus, murni suci,
hayat matang menjadi memp'lai p'rem-puan terkasih.