TEXT LINK

No. 465 : Jalan Salib - Jalan untuk Berbuah (Watchman Nee)



Lirik:

1. Mari merenungkan s'panjang hidup anggur;    
    Jalannya tak mudah, tempatnya tak nyaman;
    Tak seperti bunga liar, yang seenaknya berkembang;
    Menjalar semaunya, jadi banyak ragam.

2. Tapi bunga anggur, kecil tiada marak;
    Hampir tak dikenal, namun pernah mekar;
    Meski tak sampai sehari, cepat-cepat jadi buah,
    Tak bisa bermegah, membanggakan awak.

3. Ia terikat pasak, tak tumbuh semaunya;
    Kalaupun menjalar, tertahan rangkanya;
    Demikian ia terpancang, menyesap suplai makanan;
    Tak ada pilihan, t'rima susah, senang.

4. Carang hijau indah, bertebaran luas,
    Kar'na penuh hayat, bertumbuh semarak;
    Penuh dengan tunas muda, menjalar ke tiap bagian;
    Pada langit biru, nikmati indahnya.

5. Tapi pemiliknya, tak kendur padanya;
    Bawa gunting, pisau, memotong sombongnya,
    Tak sayang pada tunasnya, dipotong dalam dan tepat,
    Semua keindahan, diputus, dipapas.

6. Pada masa d'rita, ia tak sayang diri,
    Sepenuhnya pasrah, lebih mutlak lagi,
    Berserah pada tangan-Nya, yang ambil semua miliknya;
    Tak untuk yang lain, hanya untuk berbuah.

7. Ranting yang berdarah, jadi kayu keras;
    Bulir yang tersisa, jadi buah yang lebat;
    Surya sorot panas terik, daun mulai layu rontok,
    Agar banyak buah, sampai waktu 'nuai.

8. Kar'na beban berat, ranting runduk semua;
    Ini hasil dari tindasan yang lama;
    Sekarang buahnya indah, hati pun terhibur sangat;
    Segera dituai, waktu sangat singkat!

9. Tangan akan petik, kaki akan injak,
    Semua nilai anggur, dalam pengirikan,
    Sari merah yang berharga, 'ngalir seperti bengawan,
    Terus menggelora, bumi penuh riang.

10. Tapi bentuk anggur, telah hilang lenyap,
    Semua diberikan, lalu masuk gelap,
    Tidak ada yang membayar, riang anggur yang ia berikan,
    Malah memangkasnya, jadi ranting gersang.

11. Pada musim dingin, rasa manis arak,
    Beri hangat bagi orang sedih, gundah,
    Tapi pokok anggur di luar, m'rana beku sendirian,
    Menahan derita, sungguh sulit paham.

12. Set'lah musim dingin, siap berbuah lagi,
    Tunas baru muncul, hijau permai indah,
    Tak kar'na dulu sengsara, hati merasa tak rela;
    Tidak kar'na rugi, kurangi memberi.

13. S'mua yang dihirupnya udara surgawi,
    Tak tercemar oleh kasih duniawi;
    Songsong d'rita dengan senyum, t'rima lagi kupas kasih,
    Seperti tak pernah menderita sakit.

14. Dari buah anggur: arak, darah, sari;
    Apa kar'na habis, lalu lebih miskin?
    Orang mabuk, orang k'lana, meminumnya jadi girang,
    Apa kar'na bah'gia, lalu jadi kaya?

15. Prinsip ukur hayat: rugi, bukan untung,
    Bukan minum banyak, tapi tuang b'rapa;
    Karena kekuatan kasih, pada pengorbanan kasih,
    Siapa paling d'rita, paling bisa beri.

16. Siapa paling ketat, mudah Allah pilih,
    Siapa paling luka, dapat seka linang;
    Siapa tak bisa dikupas, itu gong yang berkumandang,
    Siapa tolong diri, riangnya tak memuncak.

Lead Sheets:Guitar · Piano
Category:The Way of the Cross
Subcategory:The Way of Fruitfulness
Music:Emmelar, arranged
Time: 3/2
Key: D Major
Meter: 8.7.8.7.D.
Hymn Code:345565533352123