TEXT LINK

No. 454 : Kemegahan salib - Salib Tua (George Bennard)



Lirik
1. Atas bukit jauh, tegak salib tua,
    lambang d'rita, malu, hina,
    Salib yang ku cinta, atasnya Dia wafat,
    mend'rita bagi yang dosa.

    Koor: Ku mustikakan salib tua,
    hingga ku sujud di depan-Nya;
    Ku pegang teguh salib tua,
    kelak dia 'kan ganti mahkota.

2. Salib tua diremehkan orang,
     namun menarik bagiku,
    Domba kudus Allah, datang dunia fana,
    pikul salib ke Golgota.

3. Pada salib tua, ada bercak darah,
    diperkenan dalam pandang!
    Atas salib tua, Tuhan d'rita, wafat,
    untuk beriku ampunan.

4. Kekal ku hargai salib tua itu,
    rela terhina kar'nanya,
     Kelak Tuhan datang, berhadapan wajah,
    kekal nikmati mulia-Nya.

Yohanes 3:16
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.


1Petrus 2:24  
Ia sendiri telah memikul dosa kita di dalam tubuh-Nya
di kayu salib, supaya kita, yang telah mati terhadap dosa,
hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh.

Lead Sheets:Guitar · Piano
Category:Glorying in the Cross
Subcategory:The Old Rugged Cross
Lyrics:George Bennard (1873-1958)
Music:George Bennard (1873-1958)
Time: 3/4
Key: Bb Major
Meter: 12.8.12.8. with chorus.
Hymn Code:345465556576

Music (MIDI)
Tune (MIDI)
Music (MP3)
Lead Sheet (Guitar)
Lead Sheet (Piano)
Piano Sheet Music
Email this song
Embed this song
Other Languages
詩歌(繁)
诗歌(简)
Tagalog

Source: http://www.hymnal.net/hymn.php/h/618#ixzz1wRJAr9ae



Kidung 454 – Kemegahan Salib – Salib Tua
Lirik : George Bennard
Musik : George Bennard

Penjelasan Kidung
Sambil memikul salib-Nya Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama ……. Golgota." - Yoh. 19:17

Pendahuluan :

Sebuah kidung yang mengingatkan kita mengenai pentingnya salib dimana Yesus mati di Golgota adalah “Salib Tua” (#578 in Hymns for Worship Revised, and #322 in Sacred Selections for the Church). Naskah ini ditulis dan dikomposisi oleh George Bennard, seorang yang dilahirkan di Youngstown, OH, pada 4 Pebruari 1873, anak dari penambang batu bara. Keluarga Bennard pindah ke Albia, IA, ketika George masihlah seorang anak kecil, dan dari sana pergi ke Lucas, IA, dimana George masuk ke tingkat Salvation Army. Walaupun dia ingin menjadi seorang minister, ayahnya meninggal sewaktu George berumur 16 tahun, meninggalkan dia sebagai tulang punggung tunggal untuk ibunya dan empat saudara perempuannya, tidak mungkin dia mendapatkan pendidikan yang lebih jauh. Kemudian dia memindahkan ibu dan saudara-saudara perempuannya ke Illiois, dimana akhirnya dia menikah. Ketika tanggung jawab dalam keluarganya berkurang, dia dan istrinya menjadi pekerja sepenuh waktu Salvation Army, tetapi setelah beberapa tahun dia mengundurkan diri dari pekerjaannya, bergabung ke gereja Methodist Episkopal, dan pindah ke Albion, MI, meluangkan banyak tahun sebagai penginjil keliling sepanjang Amerika Serikat dan Kanada.

Pada akhir musim gugur tahun 1912, sesudah pengalaman sulit dalam pertemuan di New York, Bennard melanjutkan ke Albion dan mulai mencerminkan makna salib ke dalam penghidupan kaum beriman. Meyakinkan bahwa salib bukanlah sebuah symbol kekristenan belaka, tetapi itu sangat bermakna dan menyentuh, dia meluangkan waktu berjam-jam untuk belajar, berdoa, dan bersyafaat sampai suatu hari sebuah kidung mulai terformula dalam pikirannya. Melodi lagu yang terlintas di kepalanya, dan mencatatkannya dengan segera. Kemudian dia mencoba dalam beberapa minggu untuk menyediakan kata-kata yang tepat dalam lagu dan akhirnya melengkapinya menjadi empat bait dengan koor nya pada awal tahun 1913. Ketika dia mengambil kidung ke rumah beberapa teman, mereka sangat antusias dan menawarkan bayaran kepada lagu ini untuk dicetak. Kidung ini diperkenalkan di pertemuan khusus di gereja Methodist di Pokagon, MI, kemudian tahun itu dan akhirnya dinyanyikan di konvensi besar di Chicago, IL.

Tak lama setelah menyelesaikan kidung, Bennard mengirimkan sebuah salinan kepada salah satu komposer dan penerbit unggulan kidung Injil pada jaman itu, Charles H. Gabriel, yang berkata, “ Kau pasti mendengarkan dari kidung ini” Ini diterbitkan dalam sebuah buku kidung untuk pertama kalinya dalam tahun 1915 diedit oleh Bennard dan Joseph H Smith. Dalam tiga puluh tahun, lebih dari dua puluh juta copy terjual, menjual setiap komposisi musik dari berbagai jenis terbitan pada tanggal itu. Hak cipta diperbarui pada tahun 1941 oleh Rodeheaver Co. Pollsters mengabarkan bahwa ini adalah kidung yang paling sering diminta, dan penerbit buku lagu sudah terdesain sebagai Kidung agama paling popular dalam abad 20. Sementara Bennard dipercaya dengan lebih dari tiga ratus kidung, dia paling diingat untuk yang satu ini. Untuk beberapa tahun, dia membuat rumahnya di kota Reed, MI, dimana dia meninggal pada umur 85 pada 10 Oktober 1958. Monumen didirikan untuk dia di Albion dan kota Reed, dan di Youngstown, OH.

Penjelasan Bait demi Bait

Kidung ini menggambarkan pengorbanan yang ajaib bagi kita oleh Yesus Kristus dalam penyaliban-Nya
!. Dalam bait 1, kita mempunyai sebuah pernyataan salib sebagai suatu instrument derita dan hina

Atas bukit ja-uh, tegak salib tu-a, lambang d'rita, malu, hina,
Salib yang ku cinta, atasnya Dia wafat, men-d'rita bagi yang dosa.

A. Aspek fisik dari salib sebagai sebuah instrument kematian yang ditekankan – Luk 23:26-33
B. Namun, ini menjadi sebuah lambang dari penderitaan dari Yesus Kristus – 1 Ptr 3:18
C. Penderitaan ini bukanlah tanpa arti tetapi mempunyai sebuah tujuan, bahwa Dia mati bagi dosa dunia. – Rm 5:8

II. Dalam bait 2, mempunyai daya tarik bagi kita,karena telah ditanggung oleh domba Allah bagi kita

Salib tu-a diremehkan orang, namun menarik bagiku.
Domba kudus Allah, datang du-nia fana, pikul salib ke Golgota.

A. Salib dan yang berdiri untuk, diremehkan oleh dunia dan dianggap bodoh – 1 Kor 1:18
B. Namun, dalam hikmat Allah, salib adalah sarana dimana domba Allah berkorban bagi penebusan kita – 1 Ptr 1:18-19
C. Untuk melakukan ini, Dia meninggalkan kemuliaan-Nya – Flp 2:5-8

III. Dalam bait 3, kita melihat keindahan dalam salib karena oleh itu Yesus mati untuk mengampuni kita dari dosa-dosa kita

Pada salib tu-a, ada bercak darah, diperkenan dalam pandang!
Atas salib tu-a, Tuhan d'rita, wafat, untuk beriku ampunan.

A. Salib itu penting karena terbercak dengan darah yang ilahi, menyinggung kepada fakta bahwa melalui darah Kristus penebusan tersedia – Ef 1:7
B. Demikian, kematian Yesus pada salib bukanlah sebuah martir untuk hal yang baik tetapi sebuah pengorbanan untuk menyelamatkan setiap dari kita – 1 Ptr 2:24-25
C. Alasan bahwa ini diperlukan adalah kita semua telah berdosa dan memerlukan pengampunan dosa-dosa kita – Mat 20:28

IV. Dalam bait 4, salib menjadi sarana kita untuk mengenal Juruselamat kita dan bersama dengan Dia

Kekal ku har-ga-i salib tu-a itu, rela terhina kar'nanya,
Kelak Tuhan datang, berhadapan wajah, kekal nikmati mu-lia-Nya.

A. Kita seharusnya menghargai salib tua karena mewakili perampungan rencana Allah bagi penebusan manusia oleh kematian Kristus melalui Injil – Kis 2:22-24
B. Malu dan terhina, kita dengan sukacita membawa kemuliaan hanya dalam salib – Gal 6:14
C. Apabila kita mau melakukan hal ini, maka kita bisa berlari dalam jalur perlombaan, mengikuti Dia yang menanggung salib, mengabaikan kehinaan dan duduk di sebelah kanan takhta Allah, dan demikian kita duduk bersama Dia di sebelah kanan takhta Allah – Ibr 12:1-2

Kesimpulan : dalam reff menjelaskan reaksi kita yang seharusnya kepada pesan dari salib
Ku mustikakan salib tu-a, hingga ku sujud di depan-Nya;
Ku pegang teguh salib tu-a, kelak dia 'kan ganti mahkota.

Ada beberapa yang menganggap kidung ini, berkata bahwa kidung ini mengekspresikan penyembahan kepada salib itu sendiri sebagai satu obyek fisik yang mulia sebagai peninggalan. Tetapi, saya percaya bahwa anggapan ini tidak mencatat lambang yang dilibatkan dalam kidung ini, Tentu saja, kita tidak menyembah salib,. Tetapi ketika kita memahami sifat kiasan dari bahasa kidung ini, dimana salib digunakan untuk penebusan dosa dan penawaran yang dihasilkan melalui itu, lalu kita bisa mengenal bahwa kita dengan yakin menghargai atau menghormati kepada apa salib berdiri. Juga, kita menyadari bahwa kita tidak bisa menerima kematian Kristus tanpa sebuah apresiasi yang tepat dari Salib Tua.