TEXT LINK

No. 439 : Mengalami Kristus - Umum



Lirik:
1. Ku berdendang dengan hati girang,
    kar'na Tuhan hayat, sejaht'raku;
    Ya, Tuhan-ku, ku sungguh sentosa,
    kar'na ku ta'u Bapa pun milikku.

    Koor: Kar'na Tuhan! Kar'na Tuhan!
    Karena Golgota! Kar'na Tuhan!

2. Dulu aku kar'na takut mati,
    dengan amal menghiasi diri;
    Harap bebas hukuman dan kutuk,
    kini ku ta'u Kau kes'lamatanku.

3. Meski kelak kaum dosa mend'rita,
    tapi g'reja-Mu 'kan dapat bah'gia;
    Kar'na t'lah Kau perciki darah-Mu,
    hingga bisa kalahkan alam maut.

4. Domba Allah telah pikul dosa,
    ku selamat, dapat hidup kekal;
    Kau minum cawan pa'it keadilan,
    hukuman lalu, mati pun lewat.

5. Kau bawaku ke padang yang subur,
    Allah Sang Damai b'ri yang terbaik;
    Kini ku baring dalam ribaan-Mu,
    persekutuan mesra ku nikmati.

6. Jagalah hidupku s'lalu segar,
    bahkan dalam ejekan yang hebat;
    Dengan iman harap pada Bapa,
    b'lajar sandar, riang dalam d'rita.

7. Ajarlah ku tolak tenar dunia,
    dengan teguh lewat s'mua ujian;
    Rela d'rita sengsara serta-Mu,
    berani korban jiwa bagi-Mu!

8. Saat aku terangkat depan-Mu,
    salib-Mu-lah judul nyanyianku;
    Dalam dunia Kau d'rita sengsara,
    korban jiwa di gunung Golgota.

Apresiasi:

Apresiasi Kidung
Kidung ini adalah kidung salah satu kidung dari kategori mengalami Kristus. Melalui kidung ini penulis menggambarkan bagaimana sukacitanya pengalaman penulis dalam mengalami Kristus. Walaupun judul dari kidung ini adalah umum, namun sang Penulis menunjukkan alasan demi alasan kenapa Penulis ini bisa bersukacita dalam mengalami Kristus melalui bait-demi baitnya.

Dalam bait 1 
Ku berdendang dengan hati girang, kar'-na Tuhan hayat, se-jah-t'ra-ku, Ya, Tuhanku, ku sungguh sentosa, kar'-na ku ta'u Bapa pun milikku.

Kata berdendang kalau dilihat dikamus besar Indonesia berarti menyanyi sambil menari-nari. Penulis menunjukkan kegirangannya yang begitu meluap-luap, seperti dalam 2 Sam. 6:16 Daud betapa bahagianya karena tabut Allah di pindahkan ke Yerusalem, “Daud melompat serta menari-nari di hadapan TUHAN”. Sama halnya dengan Daud, sang penulis pun juga seperti itu. Kegirangan penulis tidak lain dikarenakan Tuhan adalah Hayat dan Sejahteranya, bahkan di dalam Dia sungguh sentosa. Dan Dia adalah milik kepunyaan penulis. Melalui bait pertama ini, penulis membawa kita masuk kepada perasaan dari penulis mengenai pengalamanya akan Kristus. 

Di koornya mengatakan “karena Tuhan, karena Tuhan bukan karena yang lain, tetapi karena Tuhan, “karena Golgota, karena Tuhan”

Bait 2-4
Dulu aku kar'na takut mati, dengan amal meng-hi-as-i diri; Harap bebas hukuman dan kutuk, kini ku ta'u Kau kes'lamatanku.
Meski kelak kaum dosa mend'rita, tapi g'reja-Mu 'kan dapat bah'-gia; Kar'na t'lah Kau perciki darah-Mu, hingga bisa kalahkan alam maut.
Domba Allah telah pikul dosa, ku selamat, dapat hidup kekal; Kau minum cawan pa'it ke-a-dil-an, hukuman lalu, mati pun lewat.

Pengalaman penulis dalam bait 2 ini mungkin adalah pengalaman sebagian besar dari kaum beriman yang belum di pulihkan. Bahwa sebelum mengenal Kristus dan  memiliki Kristus, takut menghadapi kematian dan berusaha untuk melakukan perbuatan baik agar terlepas dari hukuman dan kutuk, namun sebenarnya ini adalah sia-sia. Karena di dalam kita tidak ada yang baik, di dalam kita adalah jahat (Rm 7:18-19) maka pastilah tidak mungkin kita bisa terlepas dari hukuman dan kutuk. Tetapi penulis menyadari bahwa yang bisa membebaskan dia dari hukuman dan kutuk adalah Dia, Persona yang hidup, Dia sebagai keselamatannya, Kis. 4:12 “dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia”
Penulis menuangkan dalam bait 3 memang orang dosa akan menderita, namun bagi kita yang telah percaya, bagigereja yang adalah milik Tuhan, kita akan mendapat bahagia. Karena Dia sebagai Domba Allah(1 Ptr. 1:19) telah memikul dosa kita (1 Ptr. 2:24), darah-Nya telah menebus kita sehingga kita ditarik keluar dari maut(1 Yoh 3:14), menerima hayat kekal(Yoh 3:16), kita yang seharusnya dihukum tapi kini diselamatkan (Mrk 16:16). Alam maut telah dikalahkan(Rm. 6:9)

Bait 5
Kau bawaku ke padang yang subur, Allah Sang Damai b'ri yang ter-ba-ik; Kini ku baring dalam ri-baan-Mu, per-se-ku-tuan mesra ku nikmati.

Setelah mengalami keselamatan yang demikian penulis tidak berhenti, namun pengalamannya lebih dalam lagi. Sang penulis dibawa kedalam persekutuan yang mesra dengan Tuhan. Seperti dalam Mzm 23 Penulis juga mengalami penggembalaan Tuhan dan menikmatinya. Padang yang subur disini mengacu kepada Kristus sebagai makanan kita yang telah Tuhan sediakan bagi kita, kapan kala kita menikmati Dia, disaat yang bersamaan pula kita menikmati ribaan-Nya sebagai perhentian kita dimana kita bisa menikmati persekutuan yang intim dan manis dengan Tuhan. 

Bait 6-7
Jagalah hidupku s'lalu segar, bahkan dalam ejekan yang hebat; Dengan iman harap pada Bapa, b'lajar sandar, ri-ang dalam d'rita.
Ajarlah ku tolak tenar du-nia, dengan teguh lewat s'mua u-ji-an; Rela d'rita sengsara serta-Mu, berani korban jiwa bagi-Mu!

Masuk kedalam harapan dari si penulis terdapat dalam bait 6-7.
Penulis menyadari bahwa penulis tidak bisa menjamin untuk memiliki kehidupan yang selalu segar setiap saatdengan Tuhan. Namun melalui iman, bersandar pada Dia, maka dalam derita pun masih bisa riang, dalam keadaan yang sulitpun masih bisa segar. Bukan karena penulis yang mampu, namun karena Kristus yang menjaga. Bahkan di tengah tenar dunia yang menarik Penulis dengan kerendahan meminta agar Tuhan bisa menuntun Penulis untuk bisa menolak itu semua, bahkan belajar teguh dalam segala ujian, menderita bersama Tuhan dan akhirnya berkorban bagi Tuhan. Ini haruslah menjadi doa kita, menjadi sikap kita ketika kita datang kepada Tuhan. Jika kitamemiliki sikap yang demikian, maka kita bisa memiliki pengalaman akan Kristus lebih dalam lagi.

Bait 8
Sa-at aku terangkat depan-Mu, salib-Mulah judul nya-nyi-an-ku; Dalam du-nia Kau d'rita sengsara, korban jiwa di gunung Golgota.
"Koor:  Karna aku!  Karna aku!  Karna orang dosa! Karnaaku!"



Ini adalah pengharapan sang Penulis, dan semoga menjadi pengharapan kita, bahwa ketika kita terangkat dan berhadapan dengan Tuhan, inilah menjadi judul nyanyian kita, Yaitu Salib-Nya. Dia yang dalam dunia menderita, mati bagi kita,bahkan karena kita, orang dosa agar Dia menjadi riil bagi kita dan kita bisa alami Dia.