TEXT LINK

No. 272 : Damba - Allah Ternyata Atasku (M.E. Barber)



Lirik:

1. Semak duri di gurun, terbakar bagi Allah!
    Rahmat ini ku rindu, mulia-Mu tertampak.

2. Semaknya biasa saja, ajaib, 'nyatakan Allah,
    Nyata kuasa Allah, terpampang mujizat-Nya.

3. Diri Allah yang nyala, bukan bahan bakarnya,
    Mulia-Nya ternyata, itu justru hasrat-Nya.

4. Api atas belukar, mengekspresikan Allah,
    Agar lewat kurnia, mulia-Nya nyata bulat.

Link:

Category:Longings
Subcategory:For God as Life
Lyrics:Margaret E. Barber (1869-1930)
See Biography
Music:Wolfgang Amadeus Mozart (1756-1791)
Time: 3/4
Key: F Major
Meter: 7.7.7.7.
Hymn Code:117544353542132
Music (MIDI)
Tune (MIDI)
Music (MP3)
Lead Sheet (Guitar)
Lead Sheet (Piano)

Bahasa Lain:

Cebuano
詩歌(繁)
诗歌(简)
Tagalog

Source: http://www.hymnal.net/hymn.php/h/352#ixzz1wXVevfBu

Keterangan:

Penulis Kidung ini adalah orang yang telah menuliskan banyak lagu-lagu rohani yang membantu banyak orang Kristen. M.E Barber adalah orang yang rohani. Seorang yang mengenal Allah dengan baik, karena dia seorang yang  mau dan mencari Allah. M.E Barber adalah orang yang membaca Alkitab dan mengenal kebenaran di dalamnya, Karena itu, kidung yang dia tulis ini, diambil dari Kitab Keluaran 3:2-4, yang menceritakan tentang Malaikat Tuhan yang menampakkan diri kepada Musa di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Tampaklah semak duri menyala, tapi tidak dimakan api. Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu, Mengapakah tidak terbakar semak duri itu? Ketika dilihat Tuhan, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: " Ya, Allah."

Malaikat Tuhan dalam Keluaran 3:2-4 ini adalah Tuhan itu sendiri yang memanggil dan mengutus Musa. Sedangkan api yang menyala-nyala menyatakan kemuliaan kekudusan Allah, yang membuat manusia yang telah jatuh tidak bisa berkontak secara langsung dengan Allah yang adalah pohon hayat (Kejadian 3:24). Menurut Kejadian 3:17-19, semak duri adalah bagian dari kutukan yang muncul karena dosa manusia. Maka, semak duri melambangkan manusia yang telah jatuh yang berada di bawah kutukan. Disini semak duri itu menandakan bahwa kemulian kekudusan ALlah akan membara di dalam dan di atas Mus, yang dipanggil Allah, meskipun dia adalah orang dosa yang berada di bawah kutukan Allah. Hal tersebut dapat terjadi karena penebusan Kristus (Kejadian. 3:21 ; Kejadian 4:4), yang memuaskan tuntutan kekudusan Allah dan menyingkirkan kutukan itu, membiarkan api ilahi (Roh itu) mengunjungi dan menghuni semak duri (orang dosa yang telah ditebus), dan membuat api tiu menjadi satu dengan semak duri (Galatia 3:13-14). Fakta bahwa api yang menyala-nyala di dalam semak duri tidak menghanguskannya menunjukkan bahwa Allah sendiri, bukan Musa yang akan menjadi"bahan bakar" bagi pempabakan itu (Roma. 12:11; 2 Timotius 1:7, Filipi. 4:13; Kolose. 1:29). Musa hanya akan menjadi satu bejana, satu saluran yang melaluinya kemuliaan kekudusan Allah dinyatakan (2 Korintus 4:7).

Menurut Ulangan 33:16, semak duri adalah tempat kediaman Allah. Karena umat koorporat Allah adalah tempat kediaman-Nya yang sesungguhnya (Ibrani 3:6), maka hal ini menyiratkan bahwa semak duri juga mengacu kepada umat tebusan ALlah sebagai satu kesatuan yang korporat. Setelah kemah, lambang bani Israel sebagai tempat kediaman Allah, dibangunkan, maka pada malam itu awan kemuliaan Allah yang turun ke atasnya tampak seperti api (Bilangan 9:15-16). Api yang menyala-nyala yang turun ke atas kemah itu menandakan bahwa umat israel adalah satu semak duri korporat yang menyala. Gereja sebagai tempat kediaman Allah adalah juga satu semak duri yang menyala-nyala, yaitu Allah Tritunggal menyala-nyala di dalam dan di atas keinsanian yang telah ditebus (Lukas 12:49; Kisah Para Rasul 2:3-4). Melalui pembakaran dari api kudus ilahi ini, semak duri yang dulunya terkutuk dan kini telah ditebus, diubah menjadi tempat kediaman Allah. Inilah ekonomi Allah.